Keluarga Galangan Kapal Pinisi sedang menghadapi konflik! Pewaris tunggal, Dewa Rucci, menolak melanjutkan bisnis pembuatan kapal milik ayahnya, Puang Sinar, dan malah senang mengendarai sepeda motor bersama teman-temannya. Sementara itu, kayu pohon Na’nasa yang digunakan sebagai bahan baku kapal Pinisi mengalami krisis. Ketika Dewa Rucci tiba-tiba bertemu kembali dengan Pertiwi, cinta pertamanya yang belum terselesaikan, Puang Sinar, dengan bantuan Yudis dan Puang Hari, muncul dengan ide agar bisnis pembuatan kapal tetap berjalan lancar. Apalagi Pertiwi merupakan pewaris lahan pohon Na’nasa terluas se-Bulukumba.